Fitnah Besar Sebelum Fitnah Dajjal
M. Khoirul Huda
Hadis-hadis
tentang akhir zaman belakangan kembali populer. Para penyebarnya adalah para
dai yang punya afiliasi politik tertentu. Atau kelompok tertentu yang bertujuan
mendirikan negara yang mereka yakini sebagai negara Islam. Untuk mempengaruhi
masyarakat, mereka mengutip hadis-hadis Nabi saw. tentang akhir zaman lalu
mereka mencocok-cocokkan dengan kondisi sekarang. Di antara hadis akhir zaman
yang sering dikutip di antaranya adalah hadis tentang Imam Al-Mahdi dan Dajjal.
Dalam
salah satu situs internet, untuk mempromosikan organisasi terornya, seorang penulis
mengutip sebuah hadis riwayat Imam Ahmad bin Hanbal. Penulisnya mengutip
terjemah hadis bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh, fitnah sebagian dari
kalian lebih aku takutkan dari fitnahnya Dajjal. Dan tidak ada seseorang pun
dapat selamat dari badai fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan pasti selamat
pula darinya (fitnah Dajjal) setelahnya.
Dan tidak ada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini baik kecil maupun
besar kecuali untuk (menjemput) fitnah Dajjal” (HR. Ahmad).
Menurut
penulis di situs tersebut, yang dimaksud fitnah sebelum fitnah Dajjal adalah
sistem Dajjal yang diciptakan kaum Zionis seperti sekulerisme dan kapitalisme.
Jadi, sekulerisme dan kapitalisme adalah fitnah sebelum fitnah Dajjal. Orang
yang tidak selamat dari sekulerisme dan kapitalisme, tidak akan selamat dari
fitnah Dajjal. Saat ini, menurutnya, satu-satunya ‘negara’ yang selamat dari
sekulerisme dan kapitalisme adalah “Daulah”. “Daulah” adalah nama organisasi
teroris yang sedang didukungnya. Benarkah maksud fitnah sebelum fitnah Dajjal
dalam hadis adalah “sistem Dajjal” yang meliputi sekulerisme dan kapitalisme?
Berikut
ini adalah teks asli hadis yang dikutip:
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ: ذُكِرَ
الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ:
" لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ
الدَّجَّالِ، وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا،
وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتِ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ،
إِلَّا تَتَّضِعُ لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ "
Dari Hudzaifah yang berkata, “Dicertikan tentang Dajjal di samping Rasulullah
saw. lalu beliau berkata, ‘Niscaya fitnah dari sebagian kalian lebih aku
takutkan dibanding fitnah Dajjal. Tidak akan selamat seorang pun dari fitnah
sebelum Dajjal kecual akan selamat dari fitnah Dajjal. Tidak diciptakan fitnah
sejak dunia ini ada, baik kecil maupun besar, kecuali tunduk pada fitnah
Dajjal.” (HR
Ahmad).
Hadis
ini diriwayatkan seorang sahabat bernama Hudzaifah bin Al-Yaman (w. 36 H.).
Sahabat terkemuka yang banyak meriwayatkan hadis-hadis tentang masa depan. Hadis
ini disebutkan dalam Musnad Ahmad, Musnad Al-Bazzar, dan Sahih Ibnu
Hibban. Menurut Syuaib Al-Arnauth, riwayat Ahmad berstatus sahih.
Dalam
kajian sanad, terdapat seorang perawi yang dinilai memiliki cacat yang tidak
mempengaruhi kredibilitasnya. Sulaiman bin Mihran Al-A’masy (w. 147 H.) dikenal
tsiqah, hafizh, wari’, dan mudallis. Para ulama mempermasalahkan statusnya
sebagai mudallis. Al-Ala’i (761 H.) dalam kitab Jami’ Al-Tahshil Fi
Ahkam Al-Marasil mengatakan bahwa Al-A’masy adalah seorang imam yang
terkenal banyak melakukan tadlis. Mengutip Al-Tirmidzi, Al-Ala’i mengatakan
bahwa Al-A’masy meriwayatkan dari seorang sahabat namun tidak pernah mendengar
langsung seperti riwayat dari sahabat Anas bin Malik (w. 93 H.) dan Abdullah
bin Abi Aufa (w. 87 H.).
Dengan
asumsi bahwa hadis tersebut sahih, sebenarnya kandungan hadis tersebut masih
samar. Apa yang dimaksud dengan “fitnah dari sebagian kalian” yang lebih
ditakutkan Nabi saw. dibanding “fitnah Dajjal” belum jelas. Secara tekstual,
“fitnah dari sebagian kalian” berarti sumber fitnah (kekacauan) itu adalah dari
internal umat Islam. Artinya, ada sebagian umat Islam yang menyebarkan
kekacauan. Siapakah mereka? Siapakah umat Islam yang lebih ditakuti fitnahnya
oleh Nabi saw. dibanding fitnahnya Dajjal?
Untuk
memahami hadis ini, kita merujuk kepada riwayat lain. Berdasarkan penjelasan
dari hadis lain diketahui bahwa ada dua perkara yang lebih ditakuti Nabi saw.
dibanding Dajjal. Pertama, para pemimpin sesat yang membuat pengikutnya
terlibat peperangan tak berkesudahan. Dasar dari keterangan ini adalah hadis Imam
Ahmad, Abu Daud, Al-Tirmidzi dan Ibnu Hibban. Rasulullah saw. bersabda,
وَإِنَّ مِنْ أَخْوَفِ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ
الْمُضِلِّينَ، وَإِنَّهُمْ إِذَا وُضِعَ السَّيْفُ فِيهِمْ لَمْ يُرْفَعْ
عَنْهُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ مِنْ أُمَّتِي
كَذَّابُونَ دَجَّالُونَ قَرِيبًا مِنْ ثَلَاثِينَ، وَإِنِّي خَاتَمُ
الْأَنْبِيَاءِ، لَا نَبِيَّ بَعْدِي، وَلَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي
عَلَى الْحَقِّ مَنْصُورَةٌ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
“Sungguh, sebagian dari apa yang aku takutkan atas umatku adalah para
pemimpin yang menyesatkan. Sungguh, ketika perang telah diletakkan pada umatku,
ia tidak akan bisa diangkat hingga kiamat. Akan keluar dari umatku, para Dajjal
pembohong mendekati tiga puluh orang. Aku adalah penutup para nabi, tiada nabi
setelahku. Akan ada kelompok umatku yang selalu menang di atas kebenaran hingga
datang kiamat.” (HR.
Ibnu Hibban)
Kedua,
riya atau pamer. Hal ini didasarkan kepada keterangan hadis. Rasulullah saw.
bersabda,
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ
قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ
“Sungguh, yang paling aku takutkan atas umatku adalah syirik kecil. Para
sahabat bertanya, ‘Apa itu syirik kecil, Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Riya.’” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi)
Berdasarkan
pembahasan yang komprehensif di atas, jelas sudah bahwa yang dimaksud fitnah
sebelum fitnah Dajjal adalah para pemimpin yang menyeret pengikutnya dalam
peperangan. Atau perasaan riya ketika seseorang menjalankan sedang menjalankan
perintah Allah. Kedua perkara tersebut adalah fitnah yang paling ditakutkan
Nabi saw. terjadi pada umatnya. Yang pertama berkaiatan dengan pertumpahan
darah. Sedangkan yang kedua berkaitan dengan kemurnian ibadah. Dari sini, kita
tahu bahwa telah terjadi penyesatan opini atas nama agama. Para penyebar opini
sesat tersebut bertujuan menciptakan perang di kalangan umat Islam. Di sini
kita patut bertanya, apakah mereka termasuk para Dajjal pendusta yang
diramalkan Nabi saw?
Komentar
Posting Komentar