Benarkah Kaum Quraisy Telah Bertauhid Sebelum Datangnya Dakwah Islam?
M. Khoirul Huda
Sebagian umat Islam
percaya bahwa orang-orang Quraisy yang memusuhi dakwah Rasulullah saw. adalah
orang-orang yang beriman dan bertauhid.
Dalam pandangan
sebagian umat tersebut, kaum Quraisy percaya bahwa hanya Allah yang
menciptakan, menguasai dan memberi rizki. Hanya Dia yang menghidupkan dan
mematikan. Hanya Dia yang memberi manfaat dan menolak mudarat. Hanya dia yang
bisa mengabulkan doa ketika manusia dalam keadaan terjepit. Penguasa segala
sesuatu. Kebaikan dan keburukan. Berkuasa atas segala sesuatu. Tiada sekutu
dalam semua itu. Meyakini hanya Allah pencipta, penguasa, dan pengatur semesta
adalah pengakuan tauhid. Sebagian umat itu menyebutnya dengan istilah “tauhid
rububiyyah”.
Muncul pertanyaan,
benarkah orang-orang Quraisy yang memusuhi Nabi saw. adalah orang-orang yang
beriman dan meyakini ajaran tauhid? Benarkah kaum Quraisy bertauhid?
Bila kita
renungkan, sebenarnya ada keanehan dalam pernyataan “kaum Quraisy bertauhid”. Sebenarnya,
mengatakan “Kaum Quraisy bertauhid” sama saja dengan mengingkari kekafiran dan
kemusyrikan mereka. Ini akidah yang berbahaya karena bertentangan dengan
nash-nash Al-Quran, sunnah, dan kenyataan sejarah.
Jika boleh kita
bertanya, apakah ada ayat Al-Quran yang mengatakan bahwa kaum Quraisy
bertauhid? Atau, ada sabda Rasulullah saw. yang mengatakan bahwa kaum Quraisy
adalah orang-orang muwahhid? Apakah para sahabat dan imam-imam besar dalam
Islam pernah mengatakan bahwa kaum Quraisy adalah kaum beriman lagi bertauhid?
Rasanya, belum
pernah ada ayat Al-Quran yang mengatakan bahwa kaum Quraisy musuh Nabi saw.
adalah kaum yang beriman, lebih-lebih bertauhid. Lalu, darimana sumber
perkataan sebagian umat itu bahwa kaum Quraisy bertauhid?
Ternyata mereka
mendasarkan pahamnya pada sejumlah ayat. Di antaranya adalah firman Allah SWT.
berikut:
قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ أَمَّن
يَمْلِكُ السَّمْعَ والأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ
وَيُخْرِجُ الْمَيَّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ الأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ
اللهُ فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُونَ
Katakan, siapa yang
memberi kalian rizki dari langit dan bumi. Bukankah Tuhan yang menguasai
pendengaran dan penglihatan. Siapa yang mengeluarkan makhluk hidup dari makhluk
mati. Mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Siapa yang mengatur segala
urusan. Niscaya mereka akan berkata, “Allah”. Katakan, apakah kalian tidak
takut (Qs. Yunus: 31)
Berdasarkan Qs.
Yunus: 31 ini, mereka berkeyakinan bahwa kaum Quraisy mengakui hanya Allah pencipta dan penguasa
semesta. Karena itu kaum Quraisy musuh Nabi saw. adalah orang-orang yang
bertauhid. Mengakui hanya Allah pencipta semesta adalah pengakuan atas tauhid
penciptaan (tauhid rububiyah). Kesimpulan mereka, berdasar ayat ini, kaum
Quraisy adalah kaum bertauhid! (mukhtashar al-mufid fi aqa’id aimmati
al-tauhid, 61).
Lalu, apa kata ahli
tafsir terkemuka terkait ayat tersebut. Apakah Qs. Yunus: 31 adalah dalil bahwa
kaum Quraisy adalah kaum yang bertauhid? Benarkah mereka kaum beriman?
Kita akan baca
beberapa tafsir berikut. Syekh Wahbah Al-Zuhaili berkata dalam kitab tafsirnya,
هَذِهِ الَآياتُ مُنَاقَشَةٌ حَادَّةٌ، وَتَوْبِيْخٌ وَإِلْزَامٌ فِي الْحُجَّةِ
لِأُوْلَئِكَ الْمٌشْرِكِيْنَ الَّذِيْنَ يَقِرُّوْنَ بِوُجُوْدِ اللهِ، وَلَكِنَّهُمْ
خَطَأٌ لَا يَعْتَقِدُوْنَ بِوَحْدَانِيَّةِ اللهِ
Ayat 31 dan
seterusnya adalah serangan tajam, pengecam, dan pembungkam argumen orang-orang
musyrikin yang mengakui wujudnya Allah, tetapi mereka salah karena tidak
meyakini sifat wahdaniyah Allah (Al-Tafsir Al-Wasith, 2/967).
Perhatikan
kata-kata Syekh Wahbah, “Ayat ini turun untuk membungkam hujjah orang-orang
musyrik”. Syekh Wahbah menyebut kaum Quraisy sebagai kaum musyrik. Bukan kaum
bertauhid. Dalam kata-kata selanjutnya, Syekh Wahbah mengatakan “Mereka salah
karena tidak meyakini wahdaniyah Allah”. Perhatikan kata-kata, “Tidak meyakini
wahdaniyah Allah”. Arti tidak meyakini wahdaniyah Allah adalah mereka tidak
bertauhid. Inilah kata-kata ulama yang menolak menyebut kaum Quraisy musuh Nabi
saw. sebagai muwahhid, kaum bertauhid.
Ahli Tafsir klasik,
Syekh Abu Al-Saud (w. 982 H.) dalam kitab tafsirnya mengatakan,
)قُلْ(
أي لِأُوْلَئِكَ الْمُشْرِكِيْنَ الَّذِيْنَ حُكِيَتْ أَحْوَالُهُمْ وَبُيِّنَ مَا
يُؤَدِّي إِلَيْهِ أَعْمَالُهُمْ اِحْتِجَاجاً عَلَى حَقِّيَّةِ التَّوْحِيْدِ
وبُطلاَنِ مَا هُمْ عَلَيْهِ مِنَ الْإِشْرَاكِ
“Katakan” kepada
orang-orang musyrik yang sudah diceritakan keadaan mereka, jelaskan perilaku
mereka, sebagai argumen kebenaran tauhid dan kebatilan perilaku syirik mereka.
(Irsyad Al-Aql Al-Salim Ila Mazaya Al-Kitab Al-Karim, 4/141)
Ahli tafsir ini mengatakan bahwa kaum
Quraisy itu golongan “musyrikin”. Mereka menentang tauhid, dan mereka
menyekutukan Allah. Lalu, siapa yang mengatakan kaum Quraisy adalah orang-orang
yang bertauhid dengan tauhid rububiyyah?
Berdasarkan
keterangan dari dua kitab tafsir tersebut jelaslah bahwa kaum Quraisy adalah
orang musyrik. Bukan tauhid. Sekalipun benar mereka meyakini bahwa hanya Allah
pencipta semesta, mereka tidak disebut kaum bertauhid. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa perkataan sebagian kelompok bahwa kaum Musyrik adalah
bertauhid, apapun istilah tauhid yang digunakan, adalah kurang tepat. Bisa
jadi, dengan mengatakan kaum Quraisy musuh Nabi saw. sebagai kaum bertauhid,
adalah bentuk pengingkaran terhadap Al-Quran yang menyatakan mereka sebagai
orang-orang musyrik. Na’udzubillah min dzalik.
Komentar
Posting Komentar