Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Ahli Hadis dan Pengalaman Spiritualnya

M. Khoirul Huda Ahli hadis merupakan kelompok sosial yang pernah eksis ratusan tahun lalu. Mereka berkarir di bidang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hadis-hadis Nabi Muhammad saw. Mereka mencarinya, menghafalnya, mencatat, meneliti, menyeleksi, dan terkadang memberi penjelasan serta penafsiran-penafsiran tertentu. Kelompok ini juga pernah mengalami konfrontasi dengan kelompok kesarjanaan lain saat itu. Jasa mereka dapat dilihat dari melimpahkanya literatur yang berisi koleksi hadis-hadis Nabi saw. Puncak kejayaan ahli hadis adalah sekitar abad ketiga hijriah dengan lahirnya tokoh-tokoh besar dalam bidang studi hadis seperti al-Bukhari (194-256 H.) dan Muslim (204-261 H.). Keduanya merupakan simbol kejayaan studi hadis di dunia Islam.

Hadis dan Tasawuf dalam Perspektif Integrasi Dialogis-Interkoneksi

M. Khoirul Huda Prawacana; Konfrontasi Menuju Dialog Dalam kehidupan praktis, hadis merupakan rujukan penting bagi umat Islam. Ada sejumlah alasan mengapa hadis, dalam kenyataannya, lebih berpengaruh dalam kehidupan praktis mereka, bahkan mungkin terkadang dibanding Alquran sendiri yang dalam memberikan perintah dan larangan, sering menggunakan bahasa-bahasa yang berciri general. Hadis ini memberikan tuntunan praktis untuk menjelaskan kandungan Alquran. Dominasi hadis dalam kehidupan keagamaan praktis umat Islam di antaranya disampaikan seorang sarjana beraliran kritis, George Tharabisi. Dia mengatakan bahwa pola keberagamaan umat Islam lebih didominasi oleh hadis dibanding Alquran. [1]