Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Transendensi Citra Nabi dalam Kitab al-Syifa bi Ta’rifi Huquq al-Mustafa Karya Al-Qadhi Iyadh

Ada empat cara bernalar yang dimainkan dalam kitab ini, yaitu nalar atau logika transendental, sublimasi, diferensiasi dan terakhir logika kuasa ( power ).  

Hadis-Hadis Ghadirkhum: Ungkapan Kasih Sayang Atau Keputusan Politik?

Gambar
Islam hingga saat ini memiliki dua wajah. Sunni dan Syiah. Perbedaan Sunni dan Syiah pada mulanya berhubungan dengan masalah politik. Perbedaan sikap politik ini kemudian melahirkan tafsir agama yang berbeda. Sebagian orang bahkan berpendapat bahwa perbedaan yang ada sudah menyangkut hal-hal yang fundamental dalam agama. Yaitu soal keyakinan. Akidah. Karenanya, menurut pandangan ini, Sunni dan Syiah sama sekali tidak dapat disatukan. Keduanya seperti dua agama yang berbeda.  Namun, sebagian yang lain berpendapat bahwa masih ada kesempatan mengubah wajah sejarah masa depan. Sekalipun penuh tantangan, upaya ‘integrasi’ harus tetap dilanjutkan. Ada banyak celah yang dapat dimanfaatkan. Kalau tidak dapat disatukan, paling tidak ada upaya untuk mendekatkan satu sama lain. Inilah proyek taqrib baina al-madzahib .  Kembali kepada asal mula perbedaan Sunni dan Syiah, disinyalir kuat bersumber dari perbedaan sikap politik. Sikap politik kedua kelompok yang paling fundamental berbe