Bagaimana Ciri-Ciri Imam Mahdi? Penjelasan Ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaah
M. Khoirul Huda
Terlepas
dari pro kontra tentang kesahihan riwayat, belakangan, ada kelompok yang
menggunakan cerita kedatangan Al-Mahdi untuk mempengaruhi umat Islam agar
mendukung gerakannya. Mereka meyakinkan umat Islam bahwa sekarang sudah akhir
zaman. Akan terjadi banyak fitnah dan kekacauan. Umat Islam hanya punya dua
pilihan memilih menjadi pengikut Dajjal atau pengikut Al-Mahdi. Jika ingin
selamat, umat Islam hendaknya bergabung dengan pendukung Al-Mahdi. Mereka
sendiri mengaku merupakan calon pendukung Al-Mahdi, ketika Al-Mahdi muncul.
Untuk menyambut kedatangan Al-Mahdi, mereka menyusun kekuatan bersenjata agar
ketika Al-Mahdi datang, mereka siap menjadi pendukung yang kuat. Mereka juga
mengajak umat Islam pindah ke negara-negara yang mereka kuasai, seperti sebagian
Suriah, dengan alasan “hijrah ke negara Islam”. Menurut mereka, hanya di sana
keselamatan pada akhir zaman. Di sana Al-Mahdi akan turun memimpin dunia. Lalu
seperti apa sebenarnya cerita tentang Al-Mahdi?
Keterangan
datangnya Imam Mahdi bersumber dari hadis-hadis Nabi saw. Di antara ahli hadis
yang meriwayatkan hadis tentang Al-Mahdi adalah Abu Daud, Al-Tirmidzi, Ibnu
Majah, Al-Hakim, Al-Thabarani, dan Abu Ya’la. Sanad hadis mereka sampai pada
sejumlah sahabat seperti Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Thalhah,
Abdullah bin Mas’ud, Abu Hurairah, Abu Sa’id Al-Khudri, Ummu Habibah, Ummu
Salamah, Tsauban, Qurrah bin Iyas, Ali Al-Hilali, Abdullah bin Haris bin Jaz’i.
Sanad yang menghubungkan antara ahli hadis dengan para sahabat bernaneka macam
kualitasnya. Ada yang sahih, hasan, dan adapula yang daif (Aun Al-Ma’bud
Syarah Sunan Abi Daud, jilid 11, hlm. 243). Al-Mubarakfuri (w. 1353 H.)
menyatakan bahwa ada banyak sekali riwayat tentang Al-Mahdi. Kebanyakan
berstatus daif. (Tuhfat Al-Ahwadzi Syarah Sunan Al-Tirmidzi, jilid 6,
hlm. 402).
Al-Tirmidzi
meriwayatkan tiga hadis tentang Al-Mahdi. Salah di antaranya bersumber dari
sahabat Abdullah bin Mas’ud.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَذْهَبُ الدُّنْيَا
حَتَّى يَمْلِكَ العَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي»:
وَفِي البَابِ عَنْ عَلِيٍّ، وَأَبِي سَعِيدٍ، وَأُمِّ سَلَمَةَ، وَأَبِي
هُرَيْرَةَ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Dari Abdullah bin Mas’ud yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Tidak kiamat dunia ini sampai seorang laki-laki dari ahli baitku menguasai
bangsa Arab. Namanya sesuai dengan namaku. (HR. Al-Tirmidzi)
Menurut
Al-Mubarakfuri, riwayat Al-Tirmidzi di atas adalah salah satu yang berkualitas
sahih di antara hadis-hadis tentang Al-Mahdi. Al-Tirmidzi meriwayatkan tiga
buah hadis mengenai Al-Mahdi. Abu Daud meriwayatkan sebelas hadis. Ibnu Majah
meriwayatkan tujuh buah hadis. Ibnu Majah meriwayatkan tujuh buah hadis. Dari
riwayat Al-Tirmidzi, dapat dipahami beberapa ciri Al-Mahdi. Pertama, berasal
keturunan keluarga Nabi saw. Kedua, dia akan menguasai bangsa Arab atau seluruh
dunia Islam menurut sebagian penafsiran. Ketiga, namanya sesuai dengan nama
Nabi saw. Muhammad bin Abdullah.
Azhim
Abadi (w. 1329 H.) menyatakan bahwa munculnya Al-Mahdi di akhir zaman merupakan
keyakinan umat Islam selama berabad-abad. Ciri-cirinya di antaranya: (1) ia
berasal dari Ahli Bait, (2) kedatangannya akan menguatkan agama Islam, (3) meratakan
keadilan, (4) diikuti umat Islam, (5) menguasai negeri-negeri Islam, (6) bernama
Al-Mahdi, (7) kemunculannya diikuti kemunculan Dajjal, (8) lalu kemunculan Nabi
Isa, (9) dan Isa menjadi makmum Al-Mahdi dalam salat (Aun Al-Ma’bud Syarah
Sunan Abi Daud, jilid 11, hlm. 243).
Menurut
Syekh Ali Jumah, di antara tanda Al-Mahdi adalah Allah akan menanamkan cinta dalam
hati umat Islam kepada Al-Mahdi (an yulqiya allah fi qulubihim al-mahabbah).
Ini adalah ciri yang penting untuk mengidentifikasi Al-Mahdi. Karena, telah
banyak kelompok yang mengaku sebagai gerakan Al-Mahdi. Mereka meyakini
pemimpinnya adalah Al-Mahdi. Padahal, mereka hanya membaca sebagian tanda-tanda
Al-Mahdi. Tanda terakhir, yaitu dicintai oleh seluruh umat Islam, tidak
terpenuhi.
Al-Suyuthi mencatat bahwa dalam sejarah umat Islam,
terdapat banyak kelompok yang mengklaim sebagai gerakan Al-Mahdi. Menurutnya,
semua itu bentuk kebohongan belaka karena ketika diukur berdasarkan kriteria-kriteria
di atas selalu ada yang kurang alias tidak cocok. Kelompok-kelompok tukang
klaim tersebut mempermainkan dalil-dalil agama seperti anak-anak memainkan
mainannya. Mereka berusaha mencocok-cocokkan ciri-ciri pemimpin serta
kelompoknya dengan Al-Mahdi dan pendukungnya. Ciri tukang klaim tersebut, kata
Al-Suyuthi, adalah mereka membuat standar keimanan sendiri bahwa umat Islam
yang mendukungnya sebagai mukmin dan yang menolak bergabung bersama mereka
disebut kafir. Ciri lainnya, mereka berani membunuhi para ulama (Al-Suyuthi, Syarah
Sunan Ibn Majah, jilid 1, hlm. 300).
Lalu, bagaimana sikap kita terhadap isu Al-Mahdi? Para
ahli hadis menyapakati adanya hadis-hadis tentang Al-Mahdi. Sebagian di
antaranya sahih, hasan, daif dan ada pula yang maudhu. Sekalipun kedatangan
Al-Mahdi dapat diterima berdasarkan hadis-hadis Rasulullah saw., kita tidak
dapat memastikan kapan Al-Mahdi akan muncul. Menyikapi fenomena penggunaan
hadis-hadis Nabi saw. dan khususnya berita tentang Al-Mahdi, untuk mendukung perjuangan
kelompok tertentu, hendaknya kita berhati-hati agar tidak terjatuh dalam
pusaran fitnah, konflik dan pertumpahan darah. Rasulullah saw. mewasiatkan ketika
menghadapi masa-masa fitnah, umat Islam hendaknya menjaga diri agar tidak
terlibat di dalamnya. Wallahu A’lam.
Al Mahdi
BalasHapusإن شاءالله
Sebentar lagi akan munculnya perkiraan satu tahun lagi,dan kedepannya dia إن شاءالله akan jadi raja sedunia dalam jangka waktu yang cukup lama,
Arti munculnya imam Mahdi, bisa pembai'tannya, atau kemasyhurannya, tapi kalau muncul jiwa dan jatidirinya tuk menaklukkan dan membersihkan' dunia itu lain lagi.
BalasHapus