M. Khoirul Huda
A.
Pendahuluan
Diskusi tentang “klasifikasi ilmu
pengetahuan” dalam Islam tidak dapat dilepaskan dari megaproyek “islamisasi
pengetahuan”. Ide ini muncul pada pertengahan abad kedua puluh,
pascakolonialisme, di tangan sejumlah pemikir-filosof Muslim Asia-Amerika
seperti Ismail Raji al-Faruqi (1921-1986), Taha Jabir Alwani (1935-2016),
Sayyed Hosein Nasr (1933-sekarang), Sayyed Muhammad Naquib Al Attas
(1931-sekarang), dan Osman Bakar (1946-sekarang).[1]
Para pemikir tersebut berupaya mengembangkan gagasan islamisasi pengetahuan
melalui pendirian lembaga riset dan pendidikan. Ismail Faruqi dan Taha Jabir
mendirikan International Institute of Islamic Thought (IIIT), pada 1980.
Sedangkan Sayyed Naquib Al Attas mendirikan International Institute of Islamic
Thought and Civilisation (ISTAC), pada 1987. Sebelumnya, pada 1977, Osman Bakar
mendirikan Islamic Academy of Science (IAS).