Kamis, 27 November 2014

Nikmatnya Berbagi Ilmu (Satu Tahun Mengikuti Perjalanan Komunitas Mahasiswa Pengkaji (Ilmu) Hadis)




Setahun ini, saya bersama kawan-kawan mencoba berbagi dengan apa yang kami punya. Spirit berbagi inilah yang coba kami tanamkan dalam diri kami. Dan kami ingin membuktikan bahwa berbagi tidak selalu berhubungan dengan materi. Baik itu berbentuk uang maupun barang. Berbagi sebenarnya berkaitan dengan kebutuhan. Dan kebutuhan manusia bukan saja terhadap materi. Dimensi-dimensi manusia cukup luas dan komplek. Dan dimensi-dimensi itu selalu “mengalami” kebutuhan. 

Senin, 10 November 2014

Ayat-Ayat Multikulturalisme; Pesan al-Quran tentang “Perbedaan dalam Kedamaian”


 Pendahuluan
Bagaimanakah membangun suatu masyarakat yang ideal? Di atas dasar apa suatu masyarakat yang ideal itu dapat ditegakkan? Dua pertanyaan yang bernada filosofis ini telah memancing perdebatan yang memakan waktu cukup lama dalam sejarahnya. Plato [427-347 SM.], filsuf Yunani Kuno memandang model kehidupan negara-kota lah yang paling ideal. Negara ideal tidak boleh terlalu gemuk, cukup seluas kota agar mudah melakukan perencanaan, pengaturan, dan pendisiplinan.[1] Al-Farabi [w. 874 M.], sebagai wakil filsuf dari dunia Islam menawarkan konsep Madinah Fadhilah [Kota Utama] di mana seluruh kehidupannya didasarkan pada rasionalisasi [al-‘aql] yang menyatukan seluruh elemen masyarakatnya. Tanpa mempertimbangkan besaran wilayah suatu negara. al-Mawardi [w. 1058 M.], ahli hukum tata negara klasik menyatakan sebuah negara harus disatukan oleh suatu ideologi yang berwibawa dan diterima-patuhi oleh seluruh elemen yang hidup di dalamnya. Ideologi itu bernama agama [al-din al-mutha’].

Minggu, 02 November 2014

Periwayat Khawarij dalam Literatur Hadis Sunni


Abstrak: Makalah ini merupakan resume hasil penelitian Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah (selanjutnya Ubayd) yang menyimpulkan bahwa tingkat komitmen seorang periwayat terhadap sunnah Nabi dapat menetralisir bias ideologi dalam proses periwayatan. Implikasinya, tingkat keterpercayaan seorang periwayat juga meningkat yang disertai tingkat penerimaan riwayat penganut ideologi. Dalam diskursus kajian hadis, ideologi sering digambarkan sebagai faktor yang mempengaruhi keterpercayaan seorang periwayat. Pada tahap selanjutnya, riwayat penganut ideologi ditolak karena kecurigaan bahwa riwayatnya dipenuhi kepentingan ideologis. Tesis ini didukung oleh sejumlah sarjana Barat seperti Ighnaz Goldizher, Joshep Schacth, J. Nicolson, dan lainnya yang menyatakan bahwa hadis yang bereda di lingkungan ummat Islam tidak dapat diyakini berasal dari Nabi saw. Seluruhnya merupakan produk ideologi abad pertama dan kedua hirjriah. Ubayd menolak asumsi tersebut dengan menggunakan teori resepsi komunikasi. Teori ini beroperasi dengan melihat aspek-aspek seperti komunikator (periwayat), maksud periwayatan, strategi periwayatan, dan respon komunikan (penerima riwayat). Hasil penelitian ini mengatakan, sekalipun menganut ideologi berbeda, para ahli hadis sunni menerima sejumlah periwayat Khawarij karena keteguhan mereka dalam berpegang kepada sunnah Nabi saw. yang berdampak pada lahirnya sikap jujur; prasyarat utama penerimaan hadis. Dalam tesis ini, ditemukan sekitar 26 periwayat Khawarij dalam literatur hadis sunni. 

Kata Kunci: Ideologi, Khawarij, Teori Resepsi, Periwayatan, Hadis 

Download Buku PDF HADIS NABI DALAM RUANG SOSIAL Teks, Penafsiran, dan Penggunaannya

  “Text is power.” Itu adalah salah satu kutipan yang saya dapatkan dari sebuah diskusi. Teks disandingkan dengan ekonomi dan militer seba...